Ga terasa sudah hampir setengah tahun aku mengajar di kelas
3 Madrasah Ibtidaiyah Ibnu Halim. Tepatnya adalah tanggal 21 Desember
2013 nanti adalah akhir semester pertama untuk tahun ajaran 2013-2014.
Selama hampir
10 tahun mengajar, ini adalah kelas paling luar biasa yang pernah ku didik. Banyak
suka duka yang ku dapat dari kelas ini, tertawa, emosi, nyengir, diam seribu
bahasa, dan banyak hal kecuali menangis sering ku alami di kelas ini. Mungkin
karena tingkat umur yang berbeda sebagai penyebab atau ada faktor lain, ini
yang harus ku cari tau. Aku harus bersyukur dengan siswa siswi ku yang berbeda
dari sebelumnya ini, karenanya jadi bisa
belajar lagi. belajar tentang sesuatu yg berbeda. Mempelajari tentang hal hal
yang berhubungan dengan mereka, mulai dari mempelajari tingkah laku
mereka, cara mengatasinya, mencari metode dan strategi-strategi ampuh untuk
mengendalikan mereka di kelas, paling tidak sedikit ilmu psikologi seharusnya
ku kuasi. Yang paling penting adalah ku sadar dengan cara mengajarku yang salah
selama ini.
Masih banyak kekurangan ku dalam mendidik mereka, beberapa
hal yang ku pelajari dari caraku yang ku sadari salah selama ini adalah
pengelolaan kelas yang belum maksimal, ku belum bisa memahami siswaku sendiri,
jadi lebih otoriter di kelas sehingga memicu perilaku buruk mereka dengan cara mencari perhatian. Memaksa mereka
untuk diam tidak grasah grusuh ketika belajar, dengan menggunakan metode lama
waktu ku sekolah dulu melipat tangan dengan 5 hitungan. J pada hal bukan diam itu
yang jadi patokan berhasil tidaknya pembelajaran yang sudah ku beri. Ku berhasil
ketika siswa siswi ku bergerak karena berusaha memahami pelajaranku atau justru
mungkin berusaha untuk mengimplementasikan pelajaran karena mereka sudah
memahami pelajaran yang sudah ku beri.
Namun nilai-nilai di
rumah, orang tua, dan lingkungan sekitar juga sangat besar kemungkinannya menjadi penyebab keluar biasaan mereka. Sebagai salah
satu contohnya adalah perkataan- perkataan kotor dan kasar yang kadang keluar
dari bibir mereka yang mustahil didapat di sekolah karena sekolah melarang keras
menggunakan kata-kata itu, dan yang pasti para guru tidak mgkin mengajarkan
kata-kata ini.
Apapun faktor yang melatar belakangi tingkah laku buruk
mereka, ini harus di tindak lanjuti untuk mencegahnya menyebabkan masalah semakin besar. Solusi yang di
berikan Evertson dan Emmer (1982) ini mungkin akan sedikit membantuku :
1. Guru
seharusnya menyuruh siswa untuk menghentikan
perilaku tidak pantasnya. Guru mempertahankan kontak dengan siswa tersebut
sampai perilakunya menghilang.
2. Guru
seharusnya melakukan kontak mata dengan siswa tersebut sampai perilaku baiknya
kembali.
3. Guru
perlu mengingatkan siswa tersebut tentang perilaku yang semestinya dilakukan.
4. Guru
mungkin perlu memerintahkan siswa tersebut untuk menjelaskan apa yang dimaksud
perilaku yang benar kepada dirinya sendiri. Bila ia memang tidak mengerti, ia
seharusnya diberi umpan balik.
5. Guru
perlu memberikan hukuman atas pelanggaran aturan. Ini biasanya berua menerapkan
prosedur yang sudah ditetapkan sampai aturan itu dilaksanakan dengan benar.
Tetapi bila murid memahami aturan itu lalu sengaja melanggarnya, guru dapat
menggunakan bentuk hukuman ringan tertentu, misalnya dengan tidak memberikan privilege (hak
istimewa).
6. Membuat
variasi kegiatan, misalnya dengan pindah dari seatwork ke
pengajaran interaktif atau melanjutkan dengan topic lain, dapat mengembalikan
focus mereka pada pelajaran.
Model
lain untuk menangani perilaku buruk adalah model LEAST, untuk menangani
“perusuh” :
1. Leave
it alone (Biarkan saja)
Bila
perilaku itu tidak semakin buruk, jangan ambil tindakan apa-apa.
2. End
the action indirectly (Hentikan tingkah lakunya secara tidak langsung)
Ini
dapat dilakukan dengan mendistraksinya dari perilaku buruk itu dengan
memberinya pekerjaan lain.
3. Attend
more fully (Berikan perhatian lebih)
Guru
seharusnya berusaha mengenal siswa-siswanya, sehingga mereka dapat melihat
jantung permasalahannya. Ini akan membantu guru untuk memutuskan apa yang akan
dilakukan.
4. Spell
out directions (Berikah pengarahan kata demi kata)
Ingatkan
siswa tersebut tentang apa yang seharusnya dilakukannya dan bila perlu
peringatkan dia tentang konsekuensi bila tidak menuruti pengarahan guru.
5. Track
the behavior (Lacak perilaku itu)
Pantas untuk di coba, semoga berhasil bikin
anak-anakku luar biasa baik budinya. J
Karena
ini tentang kelasku rasanya ga afdhol kalau ga memperkenalkan
pemeran-pemerannya:
Nama: Cindi Deswinta Putri
Deskripsi: Selain
manis, cindi juga gadis yang pintar. ga sulit memberi pelajaran ke gadis ini. Cindi
adalah juara di kelas ini.
Nama: Vicri
Deskripsi: Paling
luar biasa baik budinya, keras, sulit di atur, tapi sebenarnya anaknya penurut kalau kita
tau caranya. Dia adalah Projek terbesarku.
Nama : Ilham Dwi Cahya
Deskripsi: Paling silit klau di perintah. “Males” adalah kata ajiannya. Alhamdulillahnya selalu menyelesaikan PR.
Nama : Arsya Amalia
Zahra
Deskripsi : Manja, pintar, gampang tertawa, Paling bagus bacaan sholatnya.
Nama : Muhammad Arif Fatahillah
Deskripsi : Cowok paling kalem di kelas, pintar, ga kan beranjak dari bangkunya selama jam pelajaran selain karena di butuhka.
Nama : Melati Norist
Deskripsi : Suaranya paling keras, Paling cepat memberikan bantuan kalau aku bilang "pusing", senang menulis sepucuk surat yang katanya untuk gurunya tercinta. Baca namanya jadi ingat Chuck Noris :)
That's it, There they are. My beloved Students. And many more...!!!!!